Cara Kerja Roller Motor Matic, Pengguna Motor Matic Pun Banyak Yang Tidak Tau

Salah satu komponen motor matik yang jadi bagian penting dalam sebuah CVT (Continously Variable Transmission) adalah Roller.

Komponen berbentuk seperti roda ini punya beragam ukuran dimana masing-masing ukuran bisa memberi pengaruh pada akselerasi dan kecepatan laju motor matik.

Di pasaran, tersedia beragam ukuran beratnya. Ada 6 gr, 8 gr hingga 18 gr. Masing-masing ukuran bisa memberi pengaruh pada tarikan dan laju motor.

Prinsip Kerja Roller

Prinsip kerjanya hampir sama dengan plat penekan pada kopling sentrifugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong sliding sheave (puli bergerak) yang membuat diameter puli primer (depan) membesar.

Semakin cepat putaran mesin, akan semakin besar diameter puli primer akibat gaya sentrifugal roller yang dihasilkan dari putaran puli primer yang terhubung ke mesin melalui kruk as.

Saat diamter puli primer membesar, secara otomatis belt yang menghubungkan puli primer dan puli sekunder (belakang) akan meregang.

Saat terjadi peregangan belt, secara otomatis pula diameter puli skunder akan mengecil akibat tertarik oleh belt yang meregang menyesuaikan ukuran diameter puli primer.

Ketika putaran mesin menurun, gaya sentrifugal pun berkurang sehingga roller secara perlahan kembali ke posisi awal yang diikuti oleh mengecilnya diameter puli primer.

Apa dampak perubahan ukuran berat ? 

Besar kecilnya gaya tekan pada sliding sheave berbanding lurus dengan berat roller dan putaran mesin.

Semakin berat roller semakin besar gaya dorongnya. Sehingga semakin cepat perubahan besar diameter puli primer. Penggunaan roller yang lebih berat akan mempercepat perubahan ukuran diameter puli.

Efeknya mesin terasa tak bertenaga di putaran bawah. Saat puli berputar kencang, roller akan terlempar terlalu cepat.

Sehingga saat berakselerasi, perbandingan rasio antara puli primer dan puli sekunder terlalu besar yang kemudian akan membebani kerja mesin.

Lantas bagaimana jika mengganti roler dengan berat yang lebi ringan?

Jika komponen tersebut terlalu ringan maka tidak dapat menekan sliding sheave secara maksimal. Sehingga posisi belt tidak benar-benar pada puncak diamter puli primer. Efeknya tenaga tengah dan atas akan loyo.

Sebagai gambaran, mungkin bisa diibaratkan seperti gir sepeda gunung. Posisi rantai pada gir akan memengaruhi tenaga yang dibutuhkan untuk mengayuhnya.

Perubahan Diameter Puli Skunder

Jika perubahan diameter puli primer diakibatkan oleh gaya dorong roller sentrifugal, pergerakan perubahan diameter puli skunder diakibatkan oleh tarikan belt dan tekanan pegas.

Pegas menekan sliding sheave yang membuat diameter puli skunder berada pada diameter terbesar (saat motor berhenti atau stasioner). Saat diameter puli primer membesar, belt akan menekan diameter puli skunder sesuai perubahan diameter puli primer.

Saat proses perubahan diameter puli itu terjadi, pegas akan terdorong oleh sliding sheave puli skunder. Saat motor melambat, pegas akan mendorong sliding sheave ke posisi semula.

Jadi, puli skunder ini hanya mengikuti gerakan berlawanan dari puli primer. Jika puli primer membesar maka puli sekunder akan mengecil, begitu seterusnya.

Artikel ini sudah dipublikasi di : https://zonabikers.com/cara-kerja-roller-motor-matic-banyak-tidak-tau/3/