Cinta Di Pesan Singkat – 2003

“Beeb.. Beeb..” Sura khas nada dering pesan singkat Nokia berpadu dengan getar. Air di dalam gelas bergelombang kecil terimbas getar yang tersalur melalui daging meja kayu di sudut kamar ku. Tak ada lagi yang diharap kecuali suaranya yang di konversikan dalam bentuk tulisan.

Aku selalu menunggu handphone ku berdiring dan aku selalu ingin dering itu bersal dari hubungan handphone gadis di seberang sana yang tersambung oleh ikatan tak kasat mata.

Setiap kata yang dikirim adalah surga. Tampa ada rasa namun mampu membuat hati jadi ceria. Meski mata terasa lelah, namun nggan untuk beranjak ke lain dunia demi sepenggal kata. Kadang kami hanya bicara melalui kata-kata yang dibatasi jumlahnya. Mengolah 144 karakter agar menjadi sebuah kalimat yang bisa dipahami masksudnya kadang tidaklah mudah. Tapi karena cinta, tanpa disadari hal itu jadi seperti keahlian yang datang tiba-tiba.

Tak terasa, 1 tahun aku hanya mengenalnya lewat suara dan kata dalam pesan singkat. Aku tak tahu bagaimana rupa wajahnya, namun hati ku seperti mengenalnya lebih dari aku mengenal sahabat dekat ku. Aku jatuh cinta saat pertama mendengar suaranya di sebuah ruang 1×1 meter. Setiap suara yang ku keluarkan, aku harus membayar dalam bentuk rupiah yang terpampang di hadapan ku. Kotak kecil berukuran 10×30 cm pembungkus lampu LED 7 Segment, terus saja mencatat jumlah rupiah yang harus aku bayar sejak pertama dia mengangkat telpon dari ku. Dari Kamar Bicara Umum [KBU] 1×1 meter itu, cinta kami mulai tumbuh.

Kami terus saja behubungan melalui suara tampa pernah berjumpa. Pesan singkat memupuk rasa dalam hati menjadi cinta sejati meski aku tak tahu bagaimana rupa gadis yang aku ajak bicara di ujung sana.

Hingga satu masa aku mengajaknya berjumpa di akhir pakan awal bulan Oktober 2004. Bulan dimana jadi hari pertama ku memiliki uang dari hasil jerih payah ku sendiri. Jumlahnya memang tak besar, tapi cukuplah untuk seporsi Pizza dan dua segelas Coca-cola.

Aku belum pernah melihat wajahnya bahkan dari selembar foto. Pun demikian dengan dia, tak pernah tau bagaimana rupa dan wujud ku. Tapi kami saling jatuh cinta hanya melalui suara dan kata yang dikonversi menjadi aksara.